وَٱلنَّٰزِعَٰتِ غَرْقًۭا
waalnnaazi'aati gharqaan
Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras,
وَٱلنَّٰشِطَٰتِ نَشْطًۭا
waalnnaasyithaati nasythaan
dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut,
وَٱلسَّٰبِحَٰتِ سَبْحًۭا
waalssaabihaati sabhaan
dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat,
فَٱلسَّٰبِقَٰتِ سَبْقًۭا
faalssaabiqaati sabqaan
dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang,
فَٱلْمُدَبِّرَٰتِ أَمْرًۭا
faalmudabbiraati amraan
dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia).
يَوْمَ تَرْجُفُ ٱلرَّاجِفَةُ
yawma tarjufu alrraajifatu
(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam,
تَتْبَعُهَا ٱلرَّادِفَةُ
tatba'uhaa alrraadifatu
tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua.
قُلُوبٌۭ يَوْمَئِذٍۢ وَاجِفَةٌ
quluubun yawma-idzin waajifatun
Hati manusia pada waktu itu sangat takut,
أَبْصَٰرُهَا خَٰشِعَةٌۭ
abshaaruhaa khaasyi'atun
Pandangannya tunduk.
يَقُولُونَ أَءِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِى ٱلْحَافِرَةِ
yaquuluuna a-innaa lamarduuduuna fii alhaafirati
(Orang-orang kafir) berkata: "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula?
أَءِذَا كُنَّا عِظَٰمًۭا نَّخِرَةًۭ
a-idzaa kunnaa 'izhaaman nakhiratan
Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?"
قَالُوا۟ تِلْكَ إِذًۭا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌۭ
qaaluu tilka idzan karratun khaasiratun
Mereka berkata: "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan".
فَإِنَّمَا هِىَ زَجْرَةٌۭ وَٰحِدَةٌۭ
fa-innamaa hiya zajratun waahidatun
Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja,
فَإِذَا هُم بِٱلسَّاهِرَةِ
fa-idzaa hum bialssaahirati
maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi.
هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ
hal ataaka hadiitsu muusaa
Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.
إِذْ نَادَىٰهُ رَبُّهُۥ بِٱلْوَادِ ٱلْمُقَدَّسِ طُوًى
idz naadaahu rabbuhu bialwaadi almuqaddasi thuwaan
Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa;
ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ
idzhab ilaa fir'awna innahu thaghaa
"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,
فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ
faqul hal laka ilaa an tazakkaa
dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)".
وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ
wa-ahdiyaka ilaa rabbika fatakhsyaa
Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?"
فَأَرَىٰهُ ٱلْءَايَةَ ٱلْكُبْرَىٰ
fa-araahu al-aayata alkubraa
Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mu'jizat yang besar.
فَكَذَّبَ وَعَصَىٰ
fakadzdzaba wa'ashaa
Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai.
ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَىٰ
tsumma adbara yas'aa
Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).
فَحَشَرَ فَنَادَىٰ
fahasyara fanaadaa
Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya.
فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلْأَعْلَىٰ
faqaala anaa rabbukumu al-a'laa
(Seraya) berkata:"Akulah tuhanmu yang paling tinggi".
فَأَخَذَهُ ٱللَّهُ نَكَالَ ٱلْءَاخِرَةِ وَٱلْأُولَىٰٓ
fa-akhadzahu allaahu nakaala al-aakhirati waal-uulaa
Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَعِبْرَةًۭ لِّمَن يَخْشَىٰٓ
inna fii dzaalika la'ibratan liman yakhsyaa
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).
ءَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ ٱلسَّمَآءُ ۚ بَنَىٰهَا
a-antum asyaddu khalqan ami alssamaau banaahaa
Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّىٰهَا
rafa'a samkahaa fasawwaahaa
Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَىٰهَا
wa-aghthasya laylahaa wa-akhraja dhuhaahaa
dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.
وَٱلْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَىٰهَآ
waal-ardha ba'da dzaalika dahaahaa
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
أَخْرَجَ مِنْهَا مَآءَهَا وَمَرْعَىٰهَا
akhraja minhaa maa-ahaa wamar'aahaa
Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
وَٱلْجِبَالَ أَرْسَىٰهَا
waaljibaala arsaahaa
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
مَتَٰعًۭا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ
mataa'an lakum wali-an'aamikum
(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
فَإِذَا جَآءَتِ ٱلطَّآمَّةُ ٱلْكُبْرَىٰ
fa-idzaa jaa-ati alththaammatu alkubraa
Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.
يَوْمَ يَتَذَكَّرُ ٱلْإِنسَٰنُ مَا سَعَىٰ
yawma yatadzakkaru al-insaanu maa sa'aa
Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
وَبُرِّزَتِ ٱلْجَحِيمُ لِمَن يَرَىٰ
waburrizati aljahiimu liman yaraa
dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.
فَأَمَّا مَن طَغَىٰ
fa-ammaa man thaghaa
Adapun orang yang melampaui batas,
وَءَاثَرَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا
waaatsara alhayaata alddunyaa
dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
فَإِنَّ ٱلْجَحِيمَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ
fa-inna aljahiima hiya alma/waa
maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ
wa-amaa man khaafa maqaama rabbihi wanahaa alnnafsa 'ani alhawaa
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ
fa-inna aljannata hiya alma/waa
maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَىٰهَا
yas-aluunaka 'ani alssaa'ati ayyaana mursaahaa
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?
فِيمَ أَنتَ مِن ذِكْرَىٰهَآ
fiima anta min dzikraahaa
Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?
إِلَىٰ رَبِّكَ مُنتَهَىٰهَآ
ilaa rabbika muntahaahaa
Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).
إِنَّمَآ أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخْشَىٰهَا
innamaa anta mundziru man yakhsyaahaa
Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit)
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَىٰهَا
ka-annahum yawma yarawnahaa lam yalbatsuu illaa 'asyiyyatan aw dhuhaah
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.